Sinopsis: Orang-orang Proyek
“Kukuhnya
Idealisme Insinyur”
Judul : Orang-Orang Proyek.
Pengarang : Ahmad Tohari.
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tahun : 2007.
Cetakan : Kedua, Oktober 2015.
Ukuran : 20 Cm.
Jumlah Halaman : 256 Halaman.
Pengarang : Ahmad Tohari.
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tahun : 2007.
Cetakan : Kedua, Oktober 2015.
Ukuran : 20 Cm.
Jumlah Halaman : 256 Halaman.
Kabul, insinyur muda penuh idealisme
terbentur kenyataan proyek jembatan yang sedang dalam pengerjaannya digerogoti
dari segala penjuru oleh para tikus-tikus kantor. Proyek pembangunan jembatan
di desa terpencil benar-benar menjadi ajang pamer bagi partai penguasa tanpa
mengindahkan ilmu kontruksi bangunan, betapa tidak, jembatan harus selesai
jadi, ketika HUT partai penguasa. Pembangunan jembatan tersebut bukan proyek
biasa, sebab mengandung unsur politik. Jembatan itu merupakan pesanan
pemerintah sekaligus golongan penguasa yang dengan biaya miliyaran rupiah
sampai meminjam keluar negeri.
Pembangunan itu semata-mata karena desa tersebut akan dijadikan tempat
perayaan ulang tahun golongan penguasa GLM (Golongan Lestari Menang). Jembatan
dibangun hanya dengan bahan-bahan kualitas rendah dan juga tuntutan waktu, itu
artinya kontuksi jembatan harus dibuat walaupun dalam musim penghujan. Padahal
pembangunan yang demikian sangat
beresiko terhadap kekuatan jembatan.
Dalam pelaksanaan proyek Kabul begitu
getir melihat penyelewengan- penyelewengan yang terjadi, seperti penggelapan
bahan bangunan, pembangunan di bawah standar
operasional dan juga adanya pemangkasan uang proyek yang dilakukan
orang-orang pemerintah. Dia dipaksa
bergelut dengan realitas masyarakat yang korup dan curang. Sementara
idealismenya masih selalu ada di dalam hatinya.
Suatu hari Kabul mempunyai permintaan
terhadap bosnya yang bernama Dalkijo, Kabul meminta agar pemasangan lantai
jembatan harus menggunakan besi baru, pasir yang bermutu dan juga meminta
penyelesaian proyek ini tidak dipaksa bersamaan dengan pelaksanaan HUT GLM, dan
tuntutan itu adalah harga pasti. Jika permintaan tersebut tidak dituruti Kabul
akan mengundurkan diri dari proyek itu. Namun Dalkijo menolak semua permintaan
Kabul. Akhirnya Kabul menyerah dan memilih mengundurkan diri. Meskipun sang Bos
merayu dan akhirnya mengancam, namun Kabul tetap pada pendiriannya. Kabul tidak
ingin membohongi rakyat, Karena ia orang yang jujur dan memegang teguh
idealismenya ,ia tidak mau terjun ke dalam proyek yang haram penuh dengan
korupsi. Kabul lebih memilih tidak menyelesaikan sisa proyek yang sangat
digerogoti para koruptor itu. Pilihan Kabul untuk mengundurkan diri dari proyek
itu harus disertai dengan perpisahannya dengan orang yang dia sayangi yaitu
Wati yang juga bekerja di proyek itu sebagai sekertaris. Setelah Kabul keluar
dari proyek itu hidupnya menjadi kurang jelas dan mengambang, namun ia
menemukan keteduhan yang akan menenangkan hatinya,yaitu orangtuanya.
Saat peresmian, Kabul juga turut hadir
yang diam-diam juga diikuti oleh para pekerja yang setia kepada Kabul.
Kendaraan beriringan melewati jembatan sebagai ajang HUT partai penguasa (GLM).
Melihat kejadian itu Kabul nyaris tidak bernafas, ketika iring-iringan semakin
panjang karena Kabul yakin kekuatan jembatan belum saatnya untuk digunakan,
tapi kenyataanya dipaksakan. Akhirnya jembatan yang terlihat kokoh itu
lantainya sudah jebol dan banyak kerusakan lainnya meski umurnya baru satu
tahun.
Nilai Moral:
1.) Kejujuran di dalam kehidupan ini sangat
lah penting, karna kejujuran saat ini sangat lah susah untuk di temukan
terutama di kalangan pejabat dan instansi pemerintah.
2.) Teguh, tetap, dan tidak mudah goyah
pada pendirian kita sangat lah baik untuk kita di depan nanti.
3.) Jika kita sudah berada di atas
jangan lah kita melihat ke atas terus, lihat lah ke bawah karna masih banyak
orang-orang yang mesti kita bantu.
4.) Jangan lupakan orang-orang yang
berada di sekitar kita, terutama orang-orang yang sudah membantu dan menemani
kita sampai di puncak.
Nama : Treesty
Setyawan
Npm : 16515930
Kelas :1PA01