Selasa, 14 November 2017

TUGAS 4 - MATA KULIAH PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KETERBAKATAN (Dr. Prof. Khoirul Anwar)

TUGAS 4
PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN




Oleh:

Treesty Setyawan (16515930)

Kelas:
3PA08



FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat yang maha kuasa. sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tugas Portofolio 4”. Makalah ini dibuat dalam rangka memahami teori-teori mengenai kreativitas dan keberbakatan serta segala yang berkaitan dengannya. Selain itu, tugas ini dibuat untuk melaksanakan tugas sebagai seorang mahasiswa, serta untuk memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Pengembangan Kreativitas & Keberbakatan. Dalam proses pembuatan makalah ini tentu penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Bella Cintya Puspaningrum, selaku dosen Mata Kuliah Pengembangan Kreativitas & Keberbakatan serta rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan aspirasinya dalam pembuatan makalah.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.


Jakarta,   November 2017



Penulis





TUGAS 4 - MATA KULIAH PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KETERBAKATAN (Dr. Prof. Khoirul Anwar)

Dr. Prof. Khoirul Anwar lahir di Kediri, Jawa Timur tahun 1978 adalah seorang ilmuwan Indonesia. Ia dikenal sebagai pemilik paten teknologi broadband yang menjadi standard internasional ITU, baik untuk sistem teresterial (di bumi) maupun satelit (di luar angkasa). Dr. Prof. Khoirul Anwar adalah seorang penemu jaringan 4G LTE. Khoirul Anwar dikenal sebagai penemu dari teknologi jaringan 4G yang berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Khoirul Anwar dilahirkan pada tanggal 22 Agustus 1978 di Kediri, Jawa Timur. Orang tua dari Khoirul Anwar yaitu Sudjianto (ayah) dan Siti Patmi (ibu). Ayahnya meninggal dunia karena sakit, saat ia baru lulus SD pada tahun 1990. Hanya ibunyalah yang berusaha keras menyekolahkannya. 
Sejak kecil, Khoirul hidup dalam ekonomi yang rendah. Sewaktu kecil ia sangat suka dengan sains. Saat pulang sekolah ia selalu melakukan kegiatan sehari – harinya yaitu mencari rumput untuk ternak. Di waktu kesibukannya ketika mencari rumput, ia juga selalu menyempatkan waktu untuk membaca buku tentang teori Albert Einstein dan Michael Faraday. Mimpinya pun melambung tinggi. Yaitu dia ingin kelak dapat menciptakan teori baru seperti yang dilakukan Einstein dan Faraday.  Meskipun begitu, Tuhan tetap memberikan jalan untuk mencapai kesuksesan, hingga sekarang Khoirul Anwar menjadi ilmuwan. Pada saat ia ingin melanjutkan sekolah SMA di Kediri, betapa beruntungnya dia karena ada orang yang menawarkan kos gratis untuknya. Kemudian ia melanjutkan sekolah di ITB Bandung dengan Jurusan Teknik Elektro lulus dengan predikat cum laude di tahun 2000.
Selama 4 tahun belajar di ITB ia selalu mendapatkan beasiswa. “Orang tua saya tidak perlu mengirimkan uang lagi” kata Khoirul mengenang masa lalunya. Cerdas dan rajinlah yang membuat Khoirul pergi ke pendidikan yang tinggi. Setelah itu Khoirul mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2 dari Panasonic di Nara Institute of Science and Technology(NAIST) di luar negeri yaitu Jepang dan lulus pada tahun 2005, dan kemudian ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah S3 dari perusahaan Jepang di kampus yang sama Nara Institute of Science and Technology (NAIST) Jepang.
Dalam penemuannya, Khoirul Anwar terinspirasi dari film animasi untuk anak – anak yaitu Dragon Ball Z. Tak terduga, ternyata sebuah film anime Jepang bisa mengilhami penemuan penting yang merevolusi anggapan tak terpatahkan di jagat transmisi telekomunikasi nirkabel. Tapi cerita itulah yang terjadi pada diri Khoirul Anwar, dosen sekaligus peneliti asal Indonesia yang bekerja di laboratoriom Information Theory and Signal Processing, Japan Advanced Institute of Science and Technology, di Jepang. Saat terdesak karena harus mengajukan tema penelitian untuk mendapatkan dana riset, Khoirul memeras otaknya. Akhirnya ide itu muncul juga dari Dragon Ball Z, film animasi Jepang yang ia tonton. Ketika tokoh utama Dragon Ball Z (Goku), hendak melayangkan jurus terdahsyatnya, ‘Genki Dama’ alias Spirit Ball, Goku akan menyerap semua energi makhluk hidup di alam, sehingga menghasilkan tenaga yang luar biasa. “Konsep itu saya turunkan formula matematikanya untuk diterapkan pada penelitian saya,” kata Dr. Khoirul, kepada VIVAnews melalui surat elektroniknya, Jumat 13 Agustus 2010.
Sekarang sebuah sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tidak perlu diperisai oleh guard interval atau (GI) yang tujuannya untuk menjaganya kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi. Turbo equalizer-lah yang akan bekerja membatalkan interferensi sehingga receiver bisa menerima sinyal tanpa distorsi. Dengan mengenyahkan GI, dan memanfaatkan dekoder turbo, secara teoritis malah bisa menghilangkan rugi daya transmisi karena tak perlu mengirimkan daya untuk GI. Hilangnya GI juga bisa diisi oleh parity bits yang bisa digunakan untuk memperbaiki kesalahan akibat distorsi (error correction coding).
Setelah direlasikan dengan formula matematikanya dengan benar, tidak tinggal diam Khoirul pun langsung meminta Hui Zhou, untuk membuat programnya. Ini merupakan kerjasama yang bagus. Metode ini bisa dibilang mampu memecahkan problem transmisi nirkabel. Apalagi ia bisa diterapkan pada hampir semua sistem telekomunikasi, termasuk GSM (2G), CDMA (3G), dan cocok untuk diterapkan pada sistem 4G yang membutuhkan kinerja tinggi dengan tingkat kompleksitas rendah.

Penemu Jaringan 4G LTE Dr. Prof. Khoirul Anwar
Anda mungkin tak pernah mengira, sebuah film animasi ternyata bisa menjadi pelopor dari penemuan penting pada bagian transmisi telekomunikasi nirkabel. Tapi itulah yang terjadi pada Khoirul Anwar, peneliti asal Indonesia yang bekerja di laboratoriom Information Theory and Signal Processing, Japan Advanced Institute of Science and Technology, di Jepang. Saat terdesak karena harus mengajukan tema penelitian untuk mendapatkan dana riset, Khoirul memeras otaknya.
Akhirnya ide itu muncul juga dari Dragon Ball Z, film animasi Jepang yang kerap ia tonton bersama anaknya.Goku, tokoh utama Dragon Ball Z, hendak melayangkan jurus terdahsyatnya,  Spirit Ball, dengan menyerap semua energi mahluk hidup di alam, sehingga menghasilkan tenaga yang hebat.
Khoirul memisalkan jurus Spirit Ball Goku sebagai Turbo Equalizer (dekoder turbo) yang mampu mengumpulkan seluruh energi dari blok transmisi yang ter-delay, maupun blok transmisi terdahulu, untuk melenyapkan distorsi data akibat interferensi gelombang.
Asisten Profesor berusia 31 tahun itu dapat mematahkan anggapan yang awalnya ‘tak mungkin’ di dunia telekomunikasi. Kini sebuah sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tak perlu lagi diperisai oleh guard interval (GI) untuk menjaganya kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi. Turbo equalizer-lah yang akan membatalkan interferensi sehingga receiver bisa menerima sinyal tanpa distorsi. Dengan mengenyahkan GI, dan memanfaatkan dekoder turbo, secara teoritis malah bisa menghilangkan rugi daya transmisi karena tak perlu mengirimkan daya untuk GI. Hilangnya GI juga bisa diisi oleh parity bits yang bisa digunakan untuk memperbaiki kesalahan akibat distorsi (error correction coding).
“GI sebenarnya adalah sesuatu yang ‘tidak berguna’ di receiver selain hanya untuk menjadi pembatas. Jadi mengirimkan power untuk sesuatu yang ‘tidak berguna’ adalah sia-sia,” kata Khoirul. Gagasan ini sendiri, dikerjakan Khoirul bersama Tadashi Matsumoto, profesor utama di laboratorium tempat Khoirul bekerja. Saat itu ia dan Tadashi hendak mengajukan proyek ke Kinki Mobile Wireless Center.Setelah menurunkan formula matematikanya secara konkrit, Khoirul meminta rekannya Hui Zhou, untuk membuat programnya.
Metode ini bisa dibilang mampu memecahkan problem transmisi nirkabel. Apalagi ia bisa diterapkan pada hampir semua sistem telekomunikasi, termasuk GSM (2G), CDMA (3G), dan cocok untuk diterapkan pada sistem 4G yang membutuhkan kinerja tinggi dengan tingkat kompleksitas rendah.
Tak heran bila temuan ini membesut penghargaan Best Paper untuk kategori Young Scientist pada Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC) 2010-Spring yang digelar 16-19 Mei 2010, di Taiwan.   Kini hasil temuan yang telah dipatenkan itu digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal Jepang. Bahkan teknologi ini juga tengah dijajaki oleh raksasa telekomunikasi China, Huawei Technology.

Analisis
Kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfikir (Munandar dalam Basuki, 2010).  Berdasarkan kreativitas tokoh Dr. Prof. Khoirul Anwar yang sudah diceritakan diatas maka dapat dikaitkan dengan teori kreativitas Carl Rogers yang merupakan salah satu dari banyak ahli yang mengembangkan teori humanistik dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, kekuatan humanistik ini memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai “Orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya”.
Para ahli humanistik memiliki pandangan yang optimistik terhadap hakikat manusia (Yusuf Syamsu, 2007:142). Mereka meyakini bahwa:
1.      Manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri.
2.      Manusia memilki kebebasan untuk merancang atau mengembangkan tingkah lakunya, dalam hal ini manusia bukan pion yang diatur sepenuhnya oleh lingkungan;
3.      Manusia adalah makhluk rasional dan sadar, tidak dikuasai oleh ketidaksadaran, kebutuhan irrasional, dan konflik.

Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
1.         Keterbukaan terhadap pengalaman.
2.         Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation).
3.         Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Tokoh diatas memiliki ketiga ciri ini maka kesehatan psikologis sangat baik dan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan  hidup secara kreatif. Ketiga ciri  atau kondisi tersebut juga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.


Daftar Pustaka
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Koswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco

Syamsu, Yusuf, Dkk. 2007. Teori Kepribadian. Bandung: Remaja Rasda Karya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar