Jumat, 06 Januari 2017

PSIKOLOGI DAN INTERNET (SOFTSKILL) Review Jurnal



PSIKOLOGI DAN INTERNET (SOFTSKILL)
Review Jurnal
Cyberporn: Gambaran Perilaku Cybersex Pada Remaja Pelaku Cybersex Di Kota Medan


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfGdir-SX_2R5ih54U0sc06PKecsxZybfFYrfWILFYbTFX8ynoYG3F7D81DaJzELFfZlLIr2I80E1b3l6RYlHeIGSyJqlE6aqFhznqmztJdxjj9DdohzljHVyMV1WCPyaC6l8dPCCsAdA/s1600/Logo_Gunadarma.jpg



Di susun oleh:
Treesty Setyawan (16515930)

2PA08


Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma

2016
I.                   Latar Belakang Masalah
A.       Masalah yang Diangkat Dalam Jurnal
Cybersex yaitu hubungan erotik yang terjadi di dunia maya. Internet adalah salah satu teknologi yang popular digunakan saat ini, merupakan salah satu sarana chatting room yang sering digunakan pengguna Internet. Salah satu dampak negatif dari internet adalah pornografi (Cybersex). Pornografi adalah tingkah laku erotis dengan lukisan (gambar) atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi seksual. Cyber sex sering juga disebut internet sex atau komputer sex, seiring perkembangan teknologi, fasilitas untuk terbang ke alam maya pun ikut berkembang. Bagi beberapa orang, cybersex merupakan perilaku yang wajar untuk dilakukan karena tidak adanya batasan jarak, waktu dan wilayah. Tidak adanya batasan jarak, waktu dan wilayah akan mempengaruhi individu dalam bersikap.
B.       Tujuan Penelitian
      Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku cybersex pada remaja pelaku cybersex di kota Medan. Peneliti ingin mengetahui bahwa gambaran perilaku cybersex pada remaja pelaku cybersex di kota Medan memiliki respon sikap positif (favorable) atau negatif (unfavorable).



II.                METODE PENELITIAN
A.    Metode yang Digunakan
Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kuantitatif karena dalam pengolah data menggunakan data yang berupa angka. Sampel dalam penelitian ini adalah sekitar areal persekolahan dan universitas di kota Medan yang masih berstatus aktif dan tergolong dalam jenjang pendidikan SMP, SMA, Perguruan Tinggi di Medan, Sumatra Utara.
B.     Sampel / Responden
Penelitian tersebut merupakan penelitian partisipan, partisipan yang bersedia mengikuti dalam penelitian ini berjumlah 83 orang yang terdiri dari usia 12 tahun sampai 21 tahun dan pernah melakukan cybersex. Para partisipan merupakan siswa tingkatan sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah keatas (SMA), dan mahasiswa perguruan tinggi yang berapa di beberapa warung internet (Warnet) di sekitar kota Medan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei yang langsung di tanya kepada partisipan.
C.    Alat Ukur yang Digunakan
Alat ukur yang digunakan berupa angket yang terdiri dari dua bagian. Pada bagian pertama berisi identitas partisipan (inisial, jenis kelamin, usia, dan status tempat tinggal) dan inform consent. Pada bagian kedua berisi 25 item Internet Sex Screening Test (ISST) digunakan untuk menggambarkan tingkat masalah perilaku cybersex, item-item dalam alat ukur yang digunakan dibuat dua pilihan jawaban 1= “ya”, 0= “tidak”.



III.             HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Menjawab Tujuan atau Tidak
                        Dilihat bahwa 83 orang partisipan, sebanyak 21 orang partisipan (25%) yang melakukan empat perilaku cybersex kombinasi online sexual compulsivity, online sexual behavior social, online sexual behavior isolation, dan interest in online sebanyak 10 orang partisipan yang melakukan kombinasi ini. Selanjunya  diperoleh paling sedikit 3 orang (4%) yang melakukan tujuh perilaku cybersex. Dengan melihat keseluruhan kombinasi perilaku, dapat dilihat bahwa kemunculan perilaku online sexual compulsivity sangat frekuentif. Ini menunjukkan bahwa hamper semua partisipan melakukan online sexual compulsivity. Dapat dilihat juga sebanyak 56 orang patisipan (67%) melakukan recreational users, 24 orang  (29%) merupakan at risk users, dan hanya
B.     Kaitan Teori
Internet sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari evolusi sosialisasi manusia (Andini, 2006). Bagi orang-orang yang tinggal di kota, khususnya kota-kota yang ada di Indonesia, peran internet dijadikan kebutuhan informasi utama karena saat ini masyarakat kota cenderung haus akan informasi, apabila tidak mengenyam informasi satu hari saja rasarasanya hidup ini menjadi serba gelisah tak karuan dan takut dianggap ketinggalan zaman (Purwaningsih, 2008). Seperti semua kemajuan teknologi di masa lampau, internet dapat digunakan untuk tujuan baik dan buruk tergantung penggunanya (McKenna & Bargh dalam Baron& Byrne, 2000). Tjiptono dan Santoro (dalam Nainggolan, 2008) mengatakan, adapun tujuan yang baik tersebut adalah seperti untuk keperluan penelitian atau pengambilan keputusan organisasi, sedangkan tujuan yang buruk tersebut adalah seperti mengakses situssitus porno.




IV.             Kesimpulan
Kelebihan dari penelitian ini adalah penggunaan angket, penggunaan angket. Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen sehingga memudahkan untuk memasukkan kategorinya.
Kekurangan dari penelitian ini adalah kesulitan dalam pengolahan data. sehingga dalam penghitungan tidak terlalu pasti hasilnya.



DAFTAR PUSTAKA

Purba,R,M. & Sari,N,N. (2012). Gambaran Perilaku Cybersex Pada Remaja Pelaku
Cybersex Di Kota Medan.Psikologia-Online,7(2), 62-73.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar