PSIKOLOGI DAN INTERNET (SOFTSKILL)
Review Jurnal
Cyberporn:
CYBERSEX AMONG
ADOLESCENTS
Di susun oleh:
Treesty
Setyawan (16515930)
2PA08
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2016
I.
LATAR
BELAKANG MASALAH
A. Masalah yang Diangkat Dalam Jurnal
Sebuah survei online diselesaikan
oleh 594 remaja (usia 15-18). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan
di kedua berbasis teks dan lebih visual jenis cybersex tampaknya sangat umum di
kalangan remaja. Lebih lanjut diuji apakah berbasis teks syur percakapan online
lebih banyak terjadi di kalangan remaja
cemas sosial dan apakah jenis visual yang lebih komunikasi seksual secara
online lebih umum di kalangan remaja dengan rendahnya tingkat kecemasan sosial,
atau apakah ini perilaku cybersex perlu dilihat sebagai menanggapi kebutuhan
untuk sensasi. Temuan menunjukkan bahwa remaja cemas sosial kurang cenderung
untuk terlibat dalam lebih cybersex visual yang dengan kencan mitra dan yang
mencari sensasi menjelaskan keterlibatan anak laki-laki 'dalam syur berbasis
komunikasi teks.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian jurnal
ini adalah untuk melihat berbagai jenis perilaku cybersex di kalangan remaja
dan memeriksa apakah kompensasi dan hipotesis rekreasi tetap jelas berlaku
model dalam konteks jenis lebih eksplisit dari cybersex.
II.
METODE
PENELITIAN
A. Metode yang Digunakan
Metode penelitian yang
digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif.
B.
Sampel
/ Responden
Sampel terdiri dari 594 remaja yang berusia 15 tahun -18 tahun (waktu
akses per minggu 2 jam
dan 15 menit per hari pada komunikasi online).
C.
Alat
Ukur yang Digunakan
Penelitian
variabel diukur dengan cara
survei,
yaitu di undang ke
sebuah jaringan sosial online. kecenderungan untuk mengakses situs syur atau hal-hal yang berbau syur pun dapat
terlihat.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Menjawab Tujuan atau Tidak
Hasil yang diperoleh
dari penelitian bahwa penelitian pravelensi kegiatan syur online, remaja berusaha menjelaskan perilaku cybersex dengan seperangkat hipotesis.
B.
Kaitan
Teori
Kebanyakan
penelitian telah, misalnya, dilakukan dalam konteks yang lebih tua, lebih text
lingkungan berdasarkan, seperti chat room (misalnya, Subrahmanyam et al, 2006;.
Ybarra dan Mitchell, 2008). Kemajuan terbaru dalam teknologi online telah,
bagaimanapun, menciptakan lebih banyak kesempatan untuk cybersex. Webcam,
misalnya, telah terbukti secara luas digunakan. Karena telah menunjukkan bahwa
melalui komputer komunikasitampaknya memiliki arti yang berbeda dan fungsi untuk
pria gay, lesbian dan individu biseksual (misalnya, Cooper et al, 2000;.
Daneback et al., 2005), penelitian ini akan mencakup identitas seksual di model
dan akan memeriksa individu di seluruh spektrum identitas seksual. Cooper et
al. (2000) telah mencatat bahwa rasa malu online dapat menjadi sangat relevan
bagi mereka yang merasa ditekan karena orientasi seksual mereka.
IV.
KESIMPULAN
A. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Secara
keseluruhan, studi yang yang dilakukan ini dapat mengetahui bahwa ada hubungan
negatif kecenderungan mengakses situs porno pada remaja. Makin rendah jam akses
mereka, makin rendah kecenderungannya untuk mengakses situs porno, sebaliknya
semakin tinggi jam akses, semakin tinggi kecenderungannya untuk mengakses situs
porno, dan bahwa ada perbedaan kecenderungan mengakses situs porno antara
remaja laki-laki dan remaja perempuan. Kecenderungan remaja laki-laki untuk
mengakses situs porno lebih tinggi daripada kecenderungan remaja perempuan
untuk mengakses situs porno.
Kekurangan
Tidak mudah untuk membaca hasil grafik yang sudah ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Beyens,
I. & Eggermont, S. (2014). Prevalence and predictors of text-based and
visually. explicit cybersex among adolescents. Young,
22(1), 43–65.
doi:10.1177/0973258613512923
Tidak ada komentar:
Posting Komentar